Weekly Perspective 01 July 2019
|
|
Angka final pertumbuhan ekonomi AS tetap di +3,1% per tahun – didorong oleh ekspor dan inventori di tengah pelemahan permintaan domestik |
Global Macro Economy Amerika Serikat merilis angka pertumbuhan ekonomi versi final nya di level +3,1% per tahun (vs 4Q2018: +2,2% per tahun), sama dengan angka sementara yang mereka rilis beberapa waktu yang lalu. Meskipun demikian, terdapat beberapa revisi di dalam komponen perhitungan pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran untuk konsumsi direvisi turun sementara investasi di kegiatan bisnis direvisi naik. Mengeluarkan komponen perdagangan, inventori, dan belanja pemerintah, ekonmi AS hanya tumbuh sekitar +1,3% per tahun – mengindikasikan pertumbuhan permintaan domestik (domestic demand) paling lambat sejak 2Q2013. Pimpinan bank sentral AS, Jerome Powell, minggu lalu mengakui bahwa booster sementara dari perdagangan dan inventori sebagai komponen yang tidak reliable sebagai indikator momentum pertumbuhan ekonomi.
Sumber: Biro Statistik AS |
||||||||||||||||||||||||||||||
déjà vu…Bitcoin kembali bergejolak atas rencana Facebook dalam meluncurkan Libra |
Terlihat seperti tahun 2017, Bitcoin menggelora lagi – melampaui $13.000 pada hari Rabu dan mencatatkan penguatan +200% YoY. Saham-saham yang berhubungan dengan cryptocurrency pun bergerak mengikuti penguatan Bitcoin. Bitcoin mulai bergerak lagi setelah “dingin” selama 15 bulan terakhir karena didorong oleh berita Facebook yang berencana untuk meluncurkan cryptocurrency baru bernama Libra di tahun 2020. Facebook mengklaim bahwa mereka mampu menjangkau 1,7 miliar orang di dunia yang tidak memiliki rekening di bank. Meskipun demikian, Facebook diperkirakan masih akan menemui hambatan – terutama dari sisi peraturan dan antitrust. Apakah fenomena penguatan Bitcoin kali ini persis sama seperti dua tahun lalu? Jawabannya adalah “tidak”. Bitcoin langsung drop ke level $10.373 di hari Kamis. Tidak hanya Bitcoin, cryptocurrency lain (Ethereum; Bitcoin Cash; dan Ripple) juga menderita penurunan double digit setelah rally di hari Rabu. |
||||||||||||||||||||||||||||||
Realisasi APBN 5M2019: Defisit 0,79% dari PDB. |
Domestic Macro Economy Per akhir Mei 2019, realisasi pendapatan negara mencapai Rp 728,45 triliun (33,64% dari target 2019) atau tumbuh +6,19% YoY. Di sisi lain, belanja pemerintah tercatat Rp 895,90 triliun (34,78% dari pagu 2019) atau tumbuh +9,80% YoY. Dengan demikian, postur APBN sampai dengan Mei 2019 mengalami defisit Rp 127,45 triliun atau setara dengan 0,79% PDB. Keseimbangan primer kita berada di posisi negatif Rp 0,38 triliun. Keseimbangan primer (primary balance) adalah total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.
Sumber: Kementrian Keuangan, Principal Indonesia |
||||||||||||||||||||||||||||||
Selesai semester I 2019, Pemerintah berhasil terbitkan Rp 535,9 triliun obligasi |
Lelang sukuk minggu lalu menjadi penutup lelang di tengah tahun 2019. Mencakup data lelang terakhir, Pemerintah total telah menerbitkan Rp 535,9 triliun gross atau ~64.83% dari target full year 2019. Secara net, pencapaian penerbitan sudah di 50,69% target. Berdasarkan realisasi APBN Mei 2019, defisit anggaran tercatat 0,79% dari PBD – atau sekitar 1,9% PDB jika di-setahunkan (target 1,84% PDB). Untuk anggaran 2020, tema nya akan mencakup perbaikan daya saing melalui inovasi dan perbaikan kualitas sumber daya manusia – dengan asumsi defisit 1,52-1,72% PDB.
|
||||||||||||||||||||||||||||||
IHSG di level 6.359 |
Equity Market Pada minggu lalu IHSG menguat +0,68% WoW ke level 6.359 seiring dengan pembelian bersih asing sebesar Rp 9,8 triliun. Sektor dengan penguatan terbesar dialami oleh Pertambangan (+4,42%); Infrastruktur (+1,71%); dan Keuangan (+1,13%). Sementara itu, pelemahan terbesar tercatat di sektor Konsumsi (-1,-2%); Konstruksi (-1,00%); dan Agrikultur (-0,88%). BBCA (+1,96%); TLKM (+2,48%); dan BYAN (+13,07%) menjadi leaders, sementara HMSP (-3,4%); MAYA (-9,6%); dan UNVR (-0,7%) menjadi leaders. |
||||||||||||||||||||||||||||||
Yield SUN 10 tahun kembali turun 8bps ke 7,37% |
Bonds Market SUN 10 tahun kembali mengalami penurunan yield 8bps ke 7,37% pada minggu lalu. Sementara itu, Yield Indo USD 9 tahun naik 4bps ke level 3,43%, di tengah dengan penurunan yield US Treasury 10 tahun ke 2.01%. Asing mencatatkan inflow Rp15,4 triliun pada pasar obligasi minggu lalu, hal ini membawa kepemilikan asing ke level 39,0%. BINDO mencatatkan penguatan +0,69% wow. |
||||||||||||||||||||||||||||||
Sumber: Bloomberg, Principal-ID |