Monthly Market Summary Maret 2025

Pada 2 April 2025, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan tarif perdagangan yang lebih tinggi dari estimasi pasar dengan tarif impor global sebesar 10%. Indonesia sebagai salah satu eksportir ke US juga menghadapi tarif yang lebih besar dari perkiraan, yakni sebesar 32%. Namun, pada 10 April 2025, Presiden Trump mengumumkan penundaan implementasi tarif resiprokal selama 90 hari dan menaikkan tarif impor pada China menjadi 145%. Kami memperkirakan defisit CAD akan meningkat terutama akibat tarif US terhadap China dan negara-negara lain, yang dapat memperburuk perlambatan ekonomi global dan semakin menekan harga komoditas.
Harga Obligasi negara Indonesia dalam denominasi Rupiah bergerak turun dengan imbal hasil obligasi 10 tahun naik sebesar 15 bps menjadi 7.06%. Sejalan dengan hal tersebut, indeks obligasi pemerintah dalam denominasi IDR bergerak turun sebesar 0.17% pada Maret 2025, didorong oleh ketidakpastian ekonomi global. Di sisi domestik, kekhawatiran mengenai arah kebijakan fiskal mendorong sentimen pasar menjadi lebih berhati-hati. Meskipun demikian, Bank Indonesia tetap berkomitmen untuk mendukung stabilitas imbal hasil obligasi IDR melalui intervensi di pasar sekunder.
Pada Maret 2025, MSCI ID naik sebesar 5.7%, mengungguli IHSG dengan kenaikan 3.8%. Saat ini, valuasi IHSG cukup atraktif pada 1.8x price to book dan 11x forward price to earnings. Terdapat risiko yang perlu diwaspadai atas implementasi tarif reciprocal US yang akan efektif pada Juli 2025. Kami mempertahankan BUY untuk pasar saham Indonesia, dengan preferensi sektor yang berorientasi pada pasar domestik, seperti sektor konsumen, keuangan, logistik, utilitas, dan kesehatan.
Simak pembahasan selengkapnya di video berikut ini.