Weekly Perspective 29 July 2019
|
|
The Fed akan menggelar meeting pekan ini untuk menentukan kebijakan moneter Amerika. Pasar mengantisipasi penurunan 25bps menjadi 2%-2.25%. |
Global Macro Economy Federal Reserve akan menggelar meeting pekan ini untuk menentukan arah kebijakan moneter Amerika dimana per hari ini, rentang tingkat suku bunga adalah 2.25%-2.5%. Saat ini, pasar mengantisipasi penurunan suku bunga sebanyak 25bps dengan 100% kemungkinan. Jawaban yang masih ditunggu oleh pasar adalah seberapa besar penurunan suku bunga yang akan dilakukan oleh the Fed kedepannya terutama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Amerika dimana inflasi masih dibawah target Fed di 2%.
|
Boris Johnson dilantik menjadi Perdana Menteri Inggris yang diharapkan untuk menyelesaikan Brexit di 2H19. |
Boris Johnson dilantik menjadi Perdana Menteri Inggris Pekan lalu, Boris Johnson ditunjuk sebagai Perdana Menteri Inggris yang baru, menggantikan Theresa May. Sebanyak 16.000 anggota Partai Konservatif ikut serta untuk memilih, yang akhirnya dimenangkan oleh Boris Johnson (92.153) dibanding Jeremy Hunt (46.656). Pengangkatannya dilakukan untuk menyelesaikan proses Brexit yang telah tertunda dan diharapkan akan dilaksanakan pada 2H19. Reaksi pasar cenderung Netral karena masih menanti strategi yang konkret dari Boris Johnson. Sumber: Bloomberg, Principal Indonesia |
Insentif pajak mulai terlihat taringnya? Produsen mobil Korea serius bangun pabrik di Indonesia |
Domestic Macro Economy Produsen mobil kelas dunia asal Korea, Hyundai Motors Group, menunjukkan keseriusannya untuk membangun fasilitas produksi di Indonesia. Lokasi tepatnya dimana pabrik ini akan berdiri masih dicari, kemungkinan di Bekasi, Karawang, Purwakarta, atau Subang. Fasilitas produksi ini dapat menyerap hingga 3.500 tenaga kerja. Sementara itu, ekspektasi kapasitas produksi diperkirakan mencapai 250.000 unit per tahun. Terkait dengan iming-iming, fasilitas tax holiday dari Pemerintah, pihak Hyundai berencana untuk mengekspor 40% hasil produksinya. 60% sisanya akan dipasarkan untuk konsumen Indonesia. Saat ini, tren penjualan mobil di Indonesia hingga Juni 2019 tampak lesu.
TREN PENJUALAN MOBIL DI INDONESIA JANUARI-JUNI 2019
|
OJK himbau perusahaan pembiayaan untuk jaga modal di atas Rp 100 miliar |
Menurut data yang disampaikan OJK, terdapat 39 perusahaan multifinance yang modal berada di bawah ketentuan Rp 100 miliar. 39 perusahaan ini mencakup 21,20% dari total 183 perusahaan pembiayaan yang terdaftar dan diawasi OJK. Terhadap perusahaan seperti ini, pihak OJK akan memberikan teguran sebanyak tiga kali, sebelum izin usaha pembiayaan tersebut dicabut. OJK mengatur modal perusahaan pembiayaan Rp 40 miliar di 2016, dan setiap tahun naik Rp 20 miliar. Targetnya adalah Rp 100 miliar di akhir tahun 2019 ini.
|
IHSG di level 6.325 |
Equity Market Pada minggu lalu IHSG melemah -2,03% tutup di level 6.325 di tengah aksi jual asing sebesar Rp 2,4 triliun. Sektor dengan pelemahan terdalam dialami oleh Infrastruktur (-4,8%); Barang Konsumsi (-3,6%); dan Mining (-2,2%). Sementara untuk saham individual, penguatan dialami oleh BBCA (+15,2%); BBRI (+20,4%); dan TLKM (+7,9%) menjadi leaders, sementara HMSP (-19,1%); ASII (-14,8%); dan CPIN (-36,4%) menjadi laggards. |
Yield SUN 10 tahun naik 7bps ke 7,22% |
Bonds Market
SUN 10 tahun kembali mengalami kenaikan yield sebesar 7bps ke 7,22% pada minggu lalu. Sementara itu, Yield Indo USD 9 tahun turun 3bps ke level 3,14%, seiring dengan kenaikan yield US Treasury 10 tahun ke 2,07%. Asing mencatatkan inflow Rp1triliun pada pasar obligasi minggu lalu, hal ini membawa kepemilikan asing naik ke level 39,3%. BINDO mencatatkan pelemahan -0.20% wow. |
Sumber: Bloomberg, Principal Indonesia |